Kamis, 24 Februari 2011

DIAM

                                             Andy Ilman Hakim
diam tak selamanya emas
diam tetaplah diam
berkutat dalam seribu bahasa,
itulah diam .

diam tak memberi ruang
diam pun tak memberi peluang,
tak memberi kesempatan .

punah bagi mereka yang diam
bagi mereka yang tak memberi arti apapun,
dengan diam .

begitu dalam , begitu kelam.

Berbicara Cinta

"Kadang keinginan terhalang, hanya karena sulit mengungkapkan".

mudah bagi seseorang untuk mengakhiri,
tetapi tidak untuk memulai.
mudah bagi seseorang untuk mencintai,
tetapi tidak untuk melupakan.
mudah bagi seseorang untuk menolak,
tetapi tidak untuk menerima.

mudah memang, lantas seperti itukah memaknai cinta ?

begitu indahnya cinta hingga ia tau bagaimana harus membahagiakan.
begitu sucinya cinta hingga ia tau bagaimana harus menentramkan.

cinta bagai air , terkadang keruh namun menyegarkan .
cinta bagai angin , terkadang pindah namun menyejukkan .
cinta bagai ombak , terkadang deras namun melunakkan .
cinta bagai batu , terkadang keras namun memecahkan .


. tetapi cinta bukanlah hujan yang mudah datang dan pergi begitu saja .

Rabu, 09 Februari 2011

Aku Harus Sembuh !

" Ya Allah , hamba ingin sembuh . sy harus sembuh , harus sembuh . "


adakah keadaan yang membawa hamba tak lagi larut dalam pikiran itu.
hamba terlalu lelah , terlalu lemah untuk ini semua.
membuang waktu , menyiksa diri , entah apa lagi yang harus hamba hadapi .
sudah terlalu sering seperti ini, dan hamba mohon cukupkan atas ini semua.


harus hamba akhiri semua, harus !
masih terlalu dini , bukan saatnya untuk menjamah hal itu.
bukankah ada saat tersendiri untuk itu, tapi tidak untuk saat ini.

masih banyak hari yg harus hamba maknai,
hamba hanya tak ingin jika terlalu banyak waktu yg tersia-siakan
hanya untuk hal yg belum saatnya untuk hamba pikirkan.

Hamba ingin sembuh, dan harus sembuh ...


Bismillahirrohmanirrohim , Allahu Akbar . Sukses !

Kamis, 03 Februari 2011

Merpati Putih


Andy Ilman Hakim

kotak berisikan debu tumpul tak lagi setajam buih pengembara
ketel uap kini menggaung tak lagi berasapkan putih keabuan
terlihat muram tergeserkan muka lama
sepi datang mengorek luka yang terasingkan
kini kusendiri memenuhi kapasitas kebimbangan
terlihat merpati putih bernaung di puncak tahta kejayaan
hanya kutampakkan raut bening beralaskan rumpun kelam
ketika sinar menghadapkanku padanya
dibalik ingin ku toreh sejuta makna
hingga ia tau akan maksud ambiguku
betapa keruh saat hendak aku memaksa
kini sesal menyelimuti jalanku