Selasa, 06 Mei 2014

Kembali Pulang

oleh : Andy Ilman Hakim


“..persis seperti duka lalu, perpisahan kadangkali menyulut rasa kalut.”

Tak banyak manusia memiliki kesempatan yang sama untuk menjalani dan merencanakan hidup. Seringkali, aku pun merasa, hidup masih terlalu banyak menuntut.  Agar tak lengah sedikitpun dari rel kereta yang sudah jauh-jauh hari kubangun untuk mengitari perjalanan hidup.
Muda belia, banyak dari mereka menikmatinya. Sesuka hati mengundang waku untuk menjemput rindu. Tapi, bagiku, ya hanya bagiku barangkali, pertemuan tak hanya persoal bertatap muka. Lebih dari itu, kita mengenal makna tabah dalam setiap pertemuan.
27 April lalu, kita saling bertatap seolah tak ada hal baru yang membedakan pertemuan kita sebelumnya. Ya, sekitar 2 tahun yang lalu. Saat tangis mengiringi perpisahan.
Masih teringat di Leuwipanjang. Keringat dingin dan nyali menjadi tak bersahabat. Kamu dan akupun, tertegun sejenak mendiami waktu. Bukan persebab kita malu-malu, namun rasa penasaran apakah kita tengah benar-benar bertemu. Mimpi?
Kamu dan aku, di lobby Leuwipanjang. Ya, sampai saat ini pun aku masih bertanya-tanya. Benarkah ini nyata?

Bagiku, barangkali, air mata adalah teman setia; selalu ada bersama duka.”

Di Malang, sudah ada yang tabah menanti kedatanganku. Laptop yang ingin sekali mendengar cerita perjalanan singkat untuk menemuimu. Ia ingin aku mencurahkan segala. Apapun. Ya, seisi kebun-kebun di kepalaku.
Kamu tau apa yang ingin ia dengar?
Sudah kupastikan, namamu adalah yg selalu ingin didengarnya.



Malabar, 1 Mei 2014.