Bukan seberapa lama kita hidup, namun seberapa besar kita memaknai hidup ! (Andy Ilman Hakim)
Rabu, 29 Desember 2010
Semua Mengenai Hidup
" Dalam hidup, kita dipertemukan oleh banyak hal. Disetiap detiknya terkandung maksud yg tidak kita sadari. Berhati-hatilah terhadap apa yg kita lakukan karna pertanggungjawaban kelak akan dinantikan. "
Ada sebuah kisah di dalam perjalanan hidup seseorang.
Ada saat bagi kita untuk berdiam diri dan merenungi segala apa yg telah kita lakukan.
Mencoba menelaah satu persatu bagian hidup yg sudah terlewati.
Seberapa berartikah keberadaan kita di dalam kerumunan orang sekitar.
Seberapa besar nilai yg kita berikan bagi mereka yg menyayangi, memikirkan, dan tulus menjaga.
seolah berkata ," seberapa besar arti hidup bagi seseorang, hingga terpikir kebaikan mereka dan tidak sedikitpun mempedulikan diri sendiri? "
waktu membawa kita kedalam ranah dengan keadaan seperti air mengalir.
deras menerpa, dan tenang mendera.
sunyi datang, saat ramai menjelang.
terhambat seolah tak satupun sebagai penghalang.
tertutup saat terbuka.
tersenyum kala berduka.
kebahagiaan hanya bagi mereka yg menciptakan.
bagi mereka yg membuat dan merasakan.
tidak untuk mereka yg menunggu, dan mereka yg berharap.
kadang kita tidak sadar terhadap apa yg kita lakukan.
merasa bahagia dalam keadaan duka.
merasa bebas dalam posisi terikat.
mengapa harus terfokus dalam satu pintu? hingga berharap tak ingin menoleh dan menorehkan makna dalam pintu lain.
masih banyak jalan.
Dan kebahagiaan tak selalu berada dalam satu pintu itu.
Keegoisan diri, nafsu, keterikatan, keinginan tanpa kendali serasa berada dalam satu bungkusan indah namun akan sangat mematikan.
kita tidak sadar akan hal itu ketika kita merasa segala hal baik saat kita menjalankannya.
namun perlahan kita terbawa oleh suasana yg mampu menghipnotis kita hingga titik jenuh menanti dengan senyuman.
sampai saat ketika kita merasa berdiri tinggi dalam kejayaan dan terjatuh dalam jurang yg sudah kita persiapkan sendiri tanpa kesadaran sedikitpun.
Hidup adalah belajar.
Bagaimana kita memahaminya dengan kesenangan yg kita ciptakan.
Keindahan yg berharga yg nantinya kita miliki.
Dan kebahagiaan yg kita torehkan dalam lembaran kalbu.
Semua mengenai hidup.
berbicara waktu.
berirama kalbu.
bernuasa kasih.
berarahkan hati.
becerita arti.
Kamis, 23 Desember 2010
Tentang Mereka
telah kujalani setapak demi setapak alur cerita hidup ini.
masih terlalu dini rasanya untuk mengeluh, terlalu ego untuk bertahan, dan terlalu munafik untuk berterus terang.
tapi inilah fakta yang tampak. serasa bergerombol membawa pahatan masalah yang terukir dan terbungkus rapi.
seolah meyakinkan diri untuk tetap optimis. namun di balik itu, masih timbul banyak keraguan.
kadang suatu hal yang meyakinkan tak menjamin segala hal berjalan baik.
sampai ketika mencoba melangkah namun tertahan rasa.
memang apa yang kita rasakan ketika mencoba memahami sesuatu hingga melebur kedalamnya.
ku coba tetap menjalani dan kupasang ribuan topeng hingga tak merubah ekspresi terpurukku.
dan semua sia-sia.
tak banyak orang menuai kisah-kisah dari sekian perjalanan hidupnya. merasa sebagai pahlawan namun tak berkesan apapun.
mengapa harus berbohong demi rasa? hanya karena menjaga hati.
mengapa harus berbuat demi rasa? hanya karena tertuntut keadaan.
seburuk itukah atau memang sengaja membuat tersiksa.
entahlah apa yang terpikir hingga sampai berdiri ketika seseorang tengah duduk meminta.
bukan menginginkan hal lebih namun meyakinkan ketulusan. tapi haruskah seperti itu?
aku bingung akan keraguan. bingung akan kepastian.
jujur saat berbohong.
tersenyum saat menangis.
berdiri saat terpuruk.
dan semua kulakukan tanpa dasar yang jelas.
jika memang ini yang sudah terlanjur terjadi, apa harus berulang hingga tak menentu hari akhirnya.
dan haruskah aku yang merasakannya. atau memang inilah jalan yang ku tempuh.
saat-saat kawanan tersenyum lepas dan jam dinding terus berdetak, aku masih belum mampu untuk memahami fakta.
dan itu sudah jelas terpampang dalam rautan muka yang buram.
pikiran kadang membatasi ruang gerak kita. mengapa aku harus membatasi ruang itu untuk sebuah rasa yang tak pasti?
pastaskah ku terus bertanya pada waktu, sedangkan mereka tak melihat ku sedikitpun.
terlalu naif memang jika kita memohon dan mempertaruhkan harga diri demi sebuah rasa. tak cukupkah hal itu sebagai jaminan.
sebegitu keraskah rasa yang harus kuterima. atau memang aku belum sanggup menahan beban yang terus membelenggu.
bukan rasa yang ku ingin. bukan fakta yang ku harap.
aku hanya berharap tak terjadi. pada diri ini.
terlalu lemah untuk diriku.
awal kadang berbuah manis namun berakhir pahit. saat kali pertama, aku merasa keyakinan menyetubuhi pikiranku.
tapi tak sama halnya setelah beberapa waktu berlalu. mereka menguak kembali kepahitan yang tengah ku pendam sedalam mungkin.
mereka meyakinkan kesimpulan yang selama ini bertengger. dan ini terbukti adanya.
menuntut diri untuk konsisten namun mereka menyalahinya. entahlah, apa yang harus ku perbuat.
batas ini terlanjur tebal ku bangun. hingga rasanya tak bisa untuk membongkarnya.
adakah alat yang mampu membujur dan memberiku jalan keluar. berlari dari keterpurukan.
sadar akan sebuah perjalanan. dan ku tak tahu dimana seharusnya aku berada.
01/12/2010 : 00.01
kini aku sadar akan satu hal penting. masalah mengajarkan kita banyak hal. belajar bagaimana memaknai hidup.
mencoba menerima beban yang menggantung. hingga berlari melepasnya. namun tak semudah itu.
masih banyak waktu kosong yang harus ku isi. ku penuhi makna-makna sebenarnya meski masalah senantiasa mengiringi perjalanan hidup.
sampai ketika merubah diri dan menengok jauh ke belakang, wajahku tak sesuram dulu.
bangkit andy. berdirilah dari keterpurukan. ini hanyalah penghambat kecil dari ribuan masalah lain yang menanti.
itulah jalanmu. masalahlah yang akan mengantarmu sampai ujung kesuksesanmu.
sadarilah . tanpa mereka kau tak akan belajar apapun mengenai hidup. berterima kasihlah pada mereka. berikan yang terbaik untuk sesama.
masih terlalu dini rasanya untuk mengeluh, terlalu ego untuk bertahan, dan terlalu munafik untuk berterus terang.
tapi inilah fakta yang tampak. serasa bergerombol membawa pahatan masalah yang terukir dan terbungkus rapi.
seolah meyakinkan diri untuk tetap optimis. namun di balik itu, masih timbul banyak keraguan.
kadang suatu hal yang meyakinkan tak menjamin segala hal berjalan baik.
sampai ketika mencoba melangkah namun tertahan rasa.
memang apa yang kita rasakan ketika mencoba memahami sesuatu hingga melebur kedalamnya.
ku coba tetap menjalani dan kupasang ribuan topeng hingga tak merubah ekspresi terpurukku.
dan semua sia-sia.
tak banyak orang menuai kisah-kisah dari sekian perjalanan hidupnya. merasa sebagai pahlawan namun tak berkesan apapun.
mengapa harus berbohong demi rasa? hanya karena menjaga hati.
mengapa harus berbuat demi rasa? hanya karena tertuntut keadaan.
seburuk itukah atau memang sengaja membuat tersiksa.
entahlah apa yang terpikir hingga sampai berdiri ketika seseorang tengah duduk meminta.
bukan menginginkan hal lebih namun meyakinkan ketulusan. tapi haruskah seperti itu?
aku bingung akan keraguan. bingung akan kepastian.
jujur saat berbohong.
tersenyum saat menangis.
berdiri saat terpuruk.
dan semua kulakukan tanpa dasar yang jelas.
jika memang ini yang sudah terlanjur terjadi, apa harus berulang hingga tak menentu hari akhirnya.
dan haruskah aku yang merasakannya. atau memang inilah jalan yang ku tempuh.
saat-saat kawanan tersenyum lepas dan jam dinding terus berdetak, aku masih belum mampu untuk memahami fakta.
dan itu sudah jelas terpampang dalam rautan muka yang buram.
pikiran kadang membatasi ruang gerak kita. mengapa aku harus membatasi ruang itu untuk sebuah rasa yang tak pasti?
pastaskah ku terus bertanya pada waktu, sedangkan mereka tak melihat ku sedikitpun.
terlalu naif memang jika kita memohon dan mempertaruhkan harga diri demi sebuah rasa. tak cukupkah hal itu sebagai jaminan.
sebegitu keraskah rasa yang harus kuterima. atau memang aku belum sanggup menahan beban yang terus membelenggu.
bukan rasa yang ku ingin. bukan fakta yang ku harap.
aku hanya berharap tak terjadi. pada diri ini.
terlalu lemah untuk diriku.
awal kadang berbuah manis namun berakhir pahit. saat kali pertama, aku merasa keyakinan menyetubuhi pikiranku.
tapi tak sama halnya setelah beberapa waktu berlalu. mereka menguak kembali kepahitan yang tengah ku pendam sedalam mungkin.
mereka meyakinkan kesimpulan yang selama ini bertengger. dan ini terbukti adanya.
menuntut diri untuk konsisten namun mereka menyalahinya. entahlah, apa yang harus ku perbuat.
batas ini terlanjur tebal ku bangun. hingga rasanya tak bisa untuk membongkarnya.
adakah alat yang mampu membujur dan memberiku jalan keluar. berlari dari keterpurukan.
sadar akan sebuah perjalanan. dan ku tak tahu dimana seharusnya aku berada.
01/12/2010 : 00.01
kini aku sadar akan satu hal penting. masalah mengajarkan kita banyak hal. belajar bagaimana memaknai hidup.
mencoba menerima beban yang menggantung. hingga berlari melepasnya. namun tak semudah itu.
masih banyak waktu kosong yang harus ku isi. ku penuhi makna-makna sebenarnya meski masalah senantiasa mengiringi perjalanan hidup.
sampai ketika merubah diri dan menengok jauh ke belakang, wajahku tak sesuram dulu.
bangkit andy. berdirilah dari keterpurukan. ini hanyalah penghambat kecil dari ribuan masalah lain yang menanti.
itulah jalanmu. masalahlah yang akan mengantarmu sampai ujung kesuksesanmu.
sadarilah . tanpa mereka kau tak akan belajar apapun mengenai hidup. berterima kasihlah pada mereka. berikan yang terbaik untuk sesama.
Rabu, 22 Desember 2010
“ Inilah Saatnya, Kaum Muda Berbicara ! “
Andy Ilman Hakim
Berbagai upaya tengah dilakukan pemerintah dalam menghadapi gejolak konflik yang tengah melanda bangsa kita. Perspektif analisa gejala sosial politik pun tak mampu memberikan jawaban kendala tersebut. Bahkan hal ini masih dirasakan sebagai wahana baru dalam mengorek kesempatan elite untuk unjuk gigi dalam perebutan kedudukan kekuasaan. Ribuan topeng tersebar di setiap detik pergerakan daerah rawan konflik. Upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya persaingan politik ke depan. Persiapan dini dan penebaran citra memang salah satu langkah kongkrit yang mampu menjamin masa depan para elite. Tak dapat dipungkiri, masyarakat serasa terhipnotis dan larut dalam drama politik yang sudah tersetting rapi.
Lantas, siapakah yang mampu menghalau gejolak krisis politik tersebut ?
“ Inilah Saatnya, Kaum Muda Berbicara ! “ Slogan ringan namun membawa makna yang tegas. Kini bukan lagi era dominansi kaum tua. Mencoba memberi pencerahan dan menghidupkan kembali semangat kaum muda yang sempat terkubur dalam perjalanan sejarah bangsa kita. Saat-saat kaum intelektual muda bergerak dan berbicara. Berpikir Kritis dan Solutif. Menjawab tantangan masa depan dengan mencetak agent of chance sebagai langkah keseriusan kaum muda untuk terjun dan melebur di dalam segala bentuk aktivitas politik kekinian.
‘03/12/2010
Langganan:
Komentar (Atom)