Selasa, 29 November 2011

Kesempatan

"Hidup.. hidup adalah seni untuk memilih, bagaimana meretas jalan yang akan kita tapaki."

Setiap orang memiliki kesempatan yang sama dalam meraih sesuatu, suatu hal apapun.
bahkan kebebasan untuk memutuskan prinsip hidupnya.
setiap keputusan yang diambil, itulah pilihan hidup,
dan kita tidak pernah bisa memaksakan pilihan orang lain.
yang kita tau, hanya menghargai dan memberikan sepenuhnya kebebasan keputusan tersebut.
Satu hal yang kupelajari dalam pengambilan keputusan,
apapun yang pernah kita buat adalah komitmen bagi kita untuk menjalankannya.
dan yang terpenting adalah tidak menyesali keputusan yang kita buat sendiri,
entah hari ini, ataupun esok hari.
Hidup memanglah dinamis, berkelok-kelok dan penuh akan duri.
namun, itulah indahnya hidup.
selalu memberikan warna berbeda di setiap alurnya.
dan memberikan kesempatan bagi kita untuk menyesuaikan keadaannya.


"berikanlah perhormatan terhadap sesama, maka kita akan hidup dalam kehormatan"

Jumat, 16 September 2011

Inilah Waktu !

                            oleh : Andy Ilman Hakim

Inilah waktu, acuh tak peduli pada apapun.
Tak memandang keadaan genting, ataupun tenang sekalipun.
Hidup seolah dikejar waktu, tak memandang saat-saat kita tengah riuh tertawa, bersitegang, dan berdiam diri.
Semua bisa berbeda dalam sekejap. Bahkan bertentangan.
Mempertentangkan ego, nurani, kepercayaan dan semua yang menyangkut hidup.
Seolah diadudombakan oleh waktu.
Waktu tak akan pernah peduli akan sebuah alasan.
Harga mati, apapun yang terjadi dan serasa lebur oleh waktu.
Kita ditundukkan oleh keadaan-keadaan yang dihadapkan pada kita.
Entah apapun kondisi saat itu, waktu memaksakan kita untuk mengikuti alurnya.
Kadang aku menyesali keadaan yang tengah dipersiapkan oleh waktu.
Aku tak mengetahui apapun yang terjadi, dan mau tidak mau aku harus tunduk pada keadaan tersebut.
Rencana-rencana kehidupan yang matang, seolah hanyalah perencanaan semu.
Karena waktulah pengambil keputusan, entah apa yang harus kuterima kemudian.
Aku tak pernah berniat untuk mencapai keterpurukan. Bahkan mengecewakan seseorang.
Namun, waktu kadang salah menilainya. Ia menguji kesabaran kita, menguji kepercayaan kita, bahkan menghancurleburkan perencanaan kita.
Dan memaksa pikiran kia bermain dalam ego kita masing-masing.
Aku tak habis pikir, waktu tak memberikan kesempatan untuk merealisasikan semua, bahkan untuk sebuah alasan membenarkan apa yang terjadi sebenarnya.
Waktu memaksaku untuk bertekuk lutut dan menyerah akan permainan ini.
Hanya kupalingkan muka, dalam tekad dan menguatkan niatku,
aku berkata,”Terlalu dini untuk menyerah pada waktu !” 

Aku masih punya angan, perencanaan matang untuk membahagiakan seseorang.
Walaupun waktu selalu berusaha merusaknya.
Biarkan waktu mempersiapkan keadaan-keadaan genting untuk menjerumuskan impianku, tetapi menyerah bukanlah pilihan. 

Mengapa waktu kita selalu salah ?  Bagiku, kita tak pernah salah dalam waktu.
Dan aku tak akan pernah sekalipun menyalahkan waktu. Inilah yang kukenal dengan apa yang dinamakan tujuan besar, senantiasa terhalang oleh terpaan cobaan yang besar pula.
Untuk mencapai puncak, kita hanya perlu beradaptasi di setiap tingkatannya.
Semua kembali pada diri kita, dan aku tak pernah sekalipun berniat mengecewakan seseorang.
Karena tujuan yang ingin kuciptakan besar, dan harus kupersiapkan penghadapan terhadap cobaan besar apapun.
Kadang aku akan rapuh menghadapinya, namun tak ada lagi yang menguatkanku selain kepercayaanmu. Lawan pertama kita bukanlah orang lain, tetapi diri kita sendiri.
Ya, diri kita sendiri. Keikhlasan, kesabaran, dan kepercayaan kita memang terbatas.
Namun cobaan tak terbatas adanya, dan tak akan pernah berhenti menguji keterbatasan kita.
Hanya bisa kutempa keterbatasan untuk menjalani kehidupan, karna ku yakinkan dalam diri kelak kutuai kesungguhanku dalam kebahagiaan yang ingin kuciptakan untuk seseorang.
Semua hanyalah proses perjalanan panjang, hanya sebuah perjalanan.
Berharap, kita senantiasa bersama menghadapi semua.
Apapun dihadapan kita. Be brave to face the facts !

Tak Ada Kata Sulit

                                            oleh : Andy Ilman Hakim

Tak ada kata sulit, yang ada hanyalah kemudahan. Tak ada kata berhenti, hanya ada sebuah perjalanan panjang, sekarang dan masa depan. Semua apapun dalam hadapan kita hanyalah proses keadaan menuju tujuan yang kita tetapkan sebelumnya. Banyak pijakan-pijakan awal yang kita pikirkan untuk memulai sesuatu hal. Namun tak akan berarti apapun apabila tidak diiringi dengan apa yang dinamakan perenungan yang matang.
“bagai kehendak dalam pelapukan asa, tak akan pernah terarahkan.”
Berawal dari renungan dan berputar pada ingatan tujuan. Awal dimana kita merenung suatu hal, membuat otak memaksa neuron dan dendrit bekerja keras menghubungkan angan-angan perlahan. Dalam sisa waktu, hanya asa itulah yang kita harapkan. Yang nantinya akan menjadi landasan untuk kita berpijak dalam ranah yang lebih terkotakkan.
Barangkali aku mati dalam zaman
Bongkahan cerita dalam bungkusan estetika yang beranak pinak
Namun, ku tinggalkan secercah tulisan untukmu di dunia
Barangkali aku terlelap dalam tidur
Gerai-gerai kehidupan yang melelahkan bertebar berkaitan tak berdaya
Namun, kutinggalkan sebait mimpi untukmu di dunia
Barangkali aku rapuh dalam waktu
Iringan keabadian tergerus melintang diantara pahatan-pahatan memoar
Namun, kutinggalkan sedetak doa untukmu di dunia ;
Dunia tak butuhkan keramaian, ia hanya inginkan keheningan
Dunia tak butuhkan kepenuhan, ia hanya inginkan kehampaan
Antara hening dan hampa
Semua hanya tlah lalu-lalu, dan kini berlalu
Dulu dan kini ternyata berbeda. Apa yang kupikirkan tentang detak jam, semua hanya ilusi yang bertuturan berjalan. Palsu, dan semua hanyalah kepalsuan. Kulihat bendera-bendera bergenderang melambaikan garis-garis perjalanan berjajar. Saat itu, yang terlihat hanyalah reruangan yang penuh akan sehembus udara hampa. Kabut putih perlahan berbisikan mengisi setetes demi setetes bahtera merah. Namun, tak pernah kupalingkan rautan pikir dan wajah yang tertempa keadaan. Masih seperti cerita-cerita lama.
Memori yang kuingat mengenai masa-masa kelamku. Saat-saat kesendirian merenungi nasib yang tak kunjung iba. Harapan kabur dan tak pernah sekalipun terpecahkan. Ya, itulah lalu-lalu. Kini, angin menghembuskannya dalam cerita pahit yang terlelapkan.
Hari ini, bukanlah dahulu. Waktu yang membuat aku tak pernah berhenti berpikir tentangnya. Tentang ia yang datang bergaunkan kasih dengan ketulusan. Meyakinkanku akan keberanian dalam ketakutan. Menyandarkan nurani, untuk seonggok bias yang kini menjadi jelas. Terang, seterang kesederhanaan dan ketulusan.
Malam yang tak biasa, memang tak pernah biasa. Kali ini memang tak seperti adanya, dan kudendangkan syair untuknya. Serasa larut bersenandung bersama Andre Hehanussa dalam lagunya : Karena Ku Tahu Engkau Begitu .

Selasa, 09 Agustus 2011

Aku (bukan) Mereka !

                                oleh Andy Ilman Hakim

“Pecundang itu adalah orang yang hidup dalam ketakutan tanpa berani mencoba!”


Pernah termenung kenapa hidup itu selalu berceritakan hal yang sama. Aku pun tak habis pikir, banyak orang menjalani hidup dengan cara mereka adanya. Ada juga orang yang menghabiskan sisa hidupnya dengan kesenangan (menurutnya). Mereka mendapatkannya dengan menciptakan suasana yang diinginkan, bukan hanya mencari, mencari, dan sibuk mencarinya. Keadaan dikemas dalam dunia luas tanpa batas. Tak ada ruang yang menguntungkan, mereka menciptakan ruang baru (begitu saja). Dan hasilnya (selalu) seperti yang mereka inginkan.
Mungkin hanya bisa dilakukan oleh ‘orang-orang normal’. (pikirku)

Berbicara ketakutan, setiap orang pasti pernah merasakannya. Kadang rasa takut membuat orang menjadi ‘ciut’ hatinya. Berasa ada yang tertahan setiap memulai sesuatu. (Wajar). Namun, dengan berjalannya waktu, ketakutan menjadi bias, kemudian luntur begitu saja (meskipun ada sedikit tersisa, tapi tak berefek dominan selanjutnya). Bagi mereka mudah (barangkali), sesekali ketakutan datang dan ditepisnya begitu saja seiring perubahan keadaan. Lantas, keluarlah mereka dari apa yang disebut orang ‘ketakutan’ (itu).
Mungkin hanya bisa dilakukan oleh ‘orang-orang normal’. (pikirku)

Kadang sendiri itu pilihan. Dan mereka mengiyakan statement tersebut. Tetapi mereka kemudian berdalih, sendiri ada saatnya namun tak berarti terus-menerus. Adakalanya seseorang menyendiri dan adakalanya untuk melebur dan berbaur. Sendiri tak harus mengurung diri, tak berani keluar (apalagi). Keluar dari kesendirian. Mereka (mungkin) tak pernah mau sendiri, selalu ada celah untuk mencoba mencari keadaan-keadaan baru. (yang  meramaikan hati). Hidup serasa penuh hal baru dan menentramkan. Penuh senyum dalam keramaian dan kebersamaan (dalihnya).
Mungkin hanya bisa dilakukan oleh ‘orang-orang normal’. (pikirku)

Kebanyakan dari Mereka adalah ‘orang-orang normal’ (menurutku). Mereka mampu menciptakan kebahagiaan, keluar dari ketakutan, bahkan mengubah kesendirian. Semua seolah mudah dilakukan, bahkan semau mereka apa yang ingin mereka ciptakan. Selalu ada jalan dalam pikiran. Hal yang biasa dilakukan dan begitu saja menjadi pola pikir. Dan selalu ada kemudahan untuk memecahkan kebuntuan (keadaannya).
Dan ternyata, Mindset kita yang mengatur semua. Apakah kita akan tetap seperti ini (dalam keadaan yang itu-itu saja) atau memang ada hal baru yang kita ciptakan. 

Kesenangan itu relatif. Kebahagiaan itu relatif. Dan semua hal itu relatif !
(Mindset itu yang belum bisa aku pecahkan.. Hingga detik ini barangkali)

Apakah aku adalah mereka (yang menurutku ‘orang-orang normal’ ) ? atau Pecundang (barangkali) ?

AKU (bukan) TIDAK NORMAL atau PECUNDANG sekalipun .
Tetapi karena AKU BERBEDA !

Selasa, 15 Maret 2011

Untuk Sebuah Nama


                                       Andy Ilman Hakim
entah begitu lama janur itu tak lagi berpaut
pada sebingkai pelipis
dan tak juga bernaung di atas pucuk saraf deduri
ketika kupaksa segelinting buluh diam tak berbisik
sampai seonggok bias yang memudar lalu berikrar ;
bukan desakan pilar yang mengorek fakta lama kembali terkuak
tapi kekuatan naluri dari hati terpisah dalam jeruji besi yang lama terikat
awal setelah beribu detik ku rantau jalur sesak
sampai tampak merpati putih bersandingkan gaun lama
dan teringat kejayaan pada bingkai kenangan emas
bagiku kau pertama
dan berharap terakhir dalam lembaran memoar hidup

Kamis, 24 Februari 2011

DIAM

                                             Andy Ilman Hakim
diam tak selamanya emas
diam tetaplah diam
berkutat dalam seribu bahasa,
itulah diam .

diam tak memberi ruang
diam pun tak memberi peluang,
tak memberi kesempatan .

punah bagi mereka yang diam
bagi mereka yang tak memberi arti apapun,
dengan diam .

begitu dalam , begitu kelam.

Berbicara Cinta

"Kadang keinginan terhalang, hanya karena sulit mengungkapkan".

mudah bagi seseorang untuk mengakhiri,
tetapi tidak untuk memulai.
mudah bagi seseorang untuk mencintai,
tetapi tidak untuk melupakan.
mudah bagi seseorang untuk menolak,
tetapi tidak untuk menerima.

mudah memang, lantas seperti itukah memaknai cinta ?

begitu indahnya cinta hingga ia tau bagaimana harus membahagiakan.
begitu sucinya cinta hingga ia tau bagaimana harus menentramkan.

cinta bagai air , terkadang keruh namun menyegarkan .
cinta bagai angin , terkadang pindah namun menyejukkan .
cinta bagai ombak , terkadang deras namun melunakkan .
cinta bagai batu , terkadang keras namun memecahkan .


. tetapi cinta bukanlah hujan yang mudah datang dan pergi begitu saja .

Rabu, 09 Februari 2011

Aku Harus Sembuh !

" Ya Allah , hamba ingin sembuh . sy harus sembuh , harus sembuh . "


adakah keadaan yang membawa hamba tak lagi larut dalam pikiran itu.
hamba terlalu lelah , terlalu lemah untuk ini semua.
membuang waktu , menyiksa diri , entah apa lagi yang harus hamba hadapi .
sudah terlalu sering seperti ini, dan hamba mohon cukupkan atas ini semua.


harus hamba akhiri semua, harus !
masih terlalu dini , bukan saatnya untuk menjamah hal itu.
bukankah ada saat tersendiri untuk itu, tapi tidak untuk saat ini.

masih banyak hari yg harus hamba maknai,
hamba hanya tak ingin jika terlalu banyak waktu yg tersia-siakan
hanya untuk hal yg belum saatnya untuk hamba pikirkan.

Hamba ingin sembuh, dan harus sembuh ...


Bismillahirrohmanirrohim , Allahu Akbar . Sukses !

Kamis, 03 Februari 2011

Merpati Putih


Andy Ilman Hakim

kotak berisikan debu tumpul tak lagi setajam buih pengembara
ketel uap kini menggaung tak lagi berasapkan putih keabuan
terlihat muram tergeserkan muka lama
sepi datang mengorek luka yang terasingkan
kini kusendiri memenuhi kapasitas kebimbangan
terlihat merpati putih bernaung di puncak tahta kejayaan
hanya kutampakkan raut bening beralaskan rumpun kelam
ketika sinar menghadapkanku padanya
dibalik ingin ku toreh sejuta makna
hingga ia tau akan maksud ambiguku
betapa keruh saat hendak aku memaksa
kini sesal menyelimuti jalanku

Minggu, 30 Januari 2011

TERSESATKAN

                                                                              Andy Ilman Hakim

melewatkan masa ketika aku bersandar pada serpihan debu
jauh dari titik hitam pada paras penghapus batang memori
mencoba merubah diri meski tak selamanya aku kembali utuh
hanya tertinggal hitam bekas legam terbawa alur paduan batas ;
ketika salah ku menapak jalan yang seharusnya tak kulewati
ruang penuh kijang abu dengan perisai bongkahan ego terekat
waktu bukanlah ukuran untuk menembus batas kekeliruan itu
hanya kekuatan ingin yang muncul ketika bilik kunci mulai meregang
tak terpikir apa dan mengapa
hanya terlintas jalur yang tak akan pernah terbuka
ketika aku tak tersesatkannya

Rabu, 26 Januari 2011

AKU

                                                                     Andy Ilman Hakim

terlepas dalam sebuah kerangkeng getar
namun tak sempat terbebas ;
rautan wajah penuh
menapak bayang titik semu
terhempas bisikan memoar tanpa awal kejelasan
aku hanyalah sebagian ilalang kecil terbuang
tak peduli akan hilang dan tak pernah sadar akan kepastian
bukan kehendak tapi keinginan yang tertunda
entah mengapa dan apa ku perbuat
hingga sesulit ini batas itu tertutup untukku melangkah
inikah wujudku tertatap ?
terikat rapuh biasan kerdil yang menganga
tersayat goresan paku melintang duduk di balik diri ;
begitu aku ?