Jumat, 16 September 2011

Inilah Waktu !

                            oleh : Andy Ilman Hakim

Inilah waktu, acuh tak peduli pada apapun.
Tak memandang keadaan genting, ataupun tenang sekalipun.
Hidup seolah dikejar waktu, tak memandang saat-saat kita tengah riuh tertawa, bersitegang, dan berdiam diri.
Semua bisa berbeda dalam sekejap. Bahkan bertentangan.
Mempertentangkan ego, nurani, kepercayaan dan semua yang menyangkut hidup.
Seolah diadudombakan oleh waktu.
Waktu tak akan pernah peduli akan sebuah alasan.
Harga mati, apapun yang terjadi dan serasa lebur oleh waktu.
Kita ditundukkan oleh keadaan-keadaan yang dihadapkan pada kita.
Entah apapun kondisi saat itu, waktu memaksakan kita untuk mengikuti alurnya.
Kadang aku menyesali keadaan yang tengah dipersiapkan oleh waktu.
Aku tak mengetahui apapun yang terjadi, dan mau tidak mau aku harus tunduk pada keadaan tersebut.
Rencana-rencana kehidupan yang matang, seolah hanyalah perencanaan semu.
Karena waktulah pengambil keputusan, entah apa yang harus kuterima kemudian.
Aku tak pernah berniat untuk mencapai keterpurukan. Bahkan mengecewakan seseorang.
Namun, waktu kadang salah menilainya. Ia menguji kesabaran kita, menguji kepercayaan kita, bahkan menghancurleburkan perencanaan kita.
Dan memaksa pikiran kia bermain dalam ego kita masing-masing.
Aku tak habis pikir, waktu tak memberikan kesempatan untuk merealisasikan semua, bahkan untuk sebuah alasan membenarkan apa yang terjadi sebenarnya.
Waktu memaksaku untuk bertekuk lutut dan menyerah akan permainan ini.
Hanya kupalingkan muka, dalam tekad dan menguatkan niatku,
aku berkata,”Terlalu dini untuk menyerah pada waktu !” 

Aku masih punya angan, perencanaan matang untuk membahagiakan seseorang.
Walaupun waktu selalu berusaha merusaknya.
Biarkan waktu mempersiapkan keadaan-keadaan genting untuk menjerumuskan impianku, tetapi menyerah bukanlah pilihan. 

Mengapa waktu kita selalu salah ?  Bagiku, kita tak pernah salah dalam waktu.
Dan aku tak akan pernah sekalipun menyalahkan waktu. Inilah yang kukenal dengan apa yang dinamakan tujuan besar, senantiasa terhalang oleh terpaan cobaan yang besar pula.
Untuk mencapai puncak, kita hanya perlu beradaptasi di setiap tingkatannya.
Semua kembali pada diri kita, dan aku tak pernah sekalipun berniat mengecewakan seseorang.
Karena tujuan yang ingin kuciptakan besar, dan harus kupersiapkan penghadapan terhadap cobaan besar apapun.
Kadang aku akan rapuh menghadapinya, namun tak ada lagi yang menguatkanku selain kepercayaanmu. Lawan pertama kita bukanlah orang lain, tetapi diri kita sendiri.
Ya, diri kita sendiri. Keikhlasan, kesabaran, dan kepercayaan kita memang terbatas.
Namun cobaan tak terbatas adanya, dan tak akan pernah berhenti menguji keterbatasan kita.
Hanya bisa kutempa keterbatasan untuk menjalani kehidupan, karna ku yakinkan dalam diri kelak kutuai kesungguhanku dalam kebahagiaan yang ingin kuciptakan untuk seseorang.
Semua hanyalah proses perjalanan panjang, hanya sebuah perjalanan.
Berharap, kita senantiasa bersama menghadapi semua.
Apapun dihadapan kita. Be brave to face the facts !

Tak Ada Kata Sulit

                                            oleh : Andy Ilman Hakim

Tak ada kata sulit, yang ada hanyalah kemudahan. Tak ada kata berhenti, hanya ada sebuah perjalanan panjang, sekarang dan masa depan. Semua apapun dalam hadapan kita hanyalah proses keadaan menuju tujuan yang kita tetapkan sebelumnya. Banyak pijakan-pijakan awal yang kita pikirkan untuk memulai sesuatu hal. Namun tak akan berarti apapun apabila tidak diiringi dengan apa yang dinamakan perenungan yang matang.
“bagai kehendak dalam pelapukan asa, tak akan pernah terarahkan.”
Berawal dari renungan dan berputar pada ingatan tujuan. Awal dimana kita merenung suatu hal, membuat otak memaksa neuron dan dendrit bekerja keras menghubungkan angan-angan perlahan. Dalam sisa waktu, hanya asa itulah yang kita harapkan. Yang nantinya akan menjadi landasan untuk kita berpijak dalam ranah yang lebih terkotakkan.
Barangkali aku mati dalam zaman
Bongkahan cerita dalam bungkusan estetika yang beranak pinak
Namun, ku tinggalkan secercah tulisan untukmu di dunia
Barangkali aku terlelap dalam tidur
Gerai-gerai kehidupan yang melelahkan bertebar berkaitan tak berdaya
Namun, kutinggalkan sebait mimpi untukmu di dunia
Barangkali aku rapuh dalam waktu
Iringan keabadian tergerus melintang diantara pahatan-pahatan memoar
Namun, kutinggalkan sedetak doa untukmu di dunia ;
Dunia tak butuhkan keramaian, ia hanya inginkan keheningan
Dunia tak butuhkan kepenuhan, ia hanya inginkan kehampaan
Antara hening dan hampa
Semua hanya tlah lalu-lalu, dan kini berlalu
Dulu dan kini ternyata berbeda. Apa yang kupikirkan tentang detak jam, semua hanya ilusi yang bertuturan berjalan. Palsu, dan semua hanyalah kepalsuan. Kulihat bendera-bendera bergenderang melambaikan garis-garis perjalanan berjajar. Saat itu, yang terlihat hanyalah reruangan yang penuh akan sehembus udara hampa. Kabut putih perlahan berbisikan mengisi setetes demi setetes bahtera merah. Namun, tak pernah kupalingkan rautan pikir dan wajah yang tertempa keadaan. Masih seperti cerita-cerita lama.
Memori yang kuingat mengenai masa-masa kelamku. Saat-saat kesendirian merenungi nasib yang tak kunjung iba. Harapan kabur dan tak pernah sekalipun terpecahkan. Ya, itulah lalu-lalu. Kini, angin menghembuskannya dalam cerita pahit yang terlelapkan.
Hari ini, bukanlah dahulu. Waktu yang membuat aku tak pernah berhenti berpikir tentangnya. Tentang ia yang datang bergaunkan kasih dengan ketulusan. Meyakinkanku akan keberanian dalam ketakutan. Menyandarkan nurani, untuk seonggok bias yang kini menjadi jelas. Terang, seterang kesederhanaan dan ketulusan.
Malam yang tak biasa, memang tak pernah biasa. Kali ini memang tak seperti adanya, dan kudendangkan syair untuknya. Serasa larut bersenandung bersama Andre Hehanussa dalam lagunya : Karena Ku Tahu Engkau Begitu .